Senin, 12 November 2012

Obat Merah



Jalan itu, pernah saya lalui sebelumnya, jalan yang berlubang. Saya hafal sekali dengan setiap ruas dari jalan tersebut, bahkan otak saya dapat merekam seberapa besar lubang-lubang disana, karena saya pernah ‘terjatuh’ didalamnya. Saat itu pun rasanya saya telah hati-hatiiii sekali, sangat hati-hati. Tapi ternyata saya terjatuh, karena lubang itu terlalu luas untuk jalan yang sesempit itu. Untung saat itu lukanya tak terlalu parah.

Dan nyatanya, saya menempuh jalan itu lagi, jangan tanya kenapa?!. Karena saya pun tidak mengerti. Mungkin jika kamu ingin mengatakan ”betapa bodohnya saya”, saya akan terima dengan tersenyum, berusaha berlapang dada. Entahlah, jalannya memang biasa saja, tapi rasanya selalu ada sesuatu yang menarik-narik saya untuk menghampirinya.

Saya terpancing untuk mendekatinya dan melaluinya kembali. Sayangnya, kali ini saya tidak terlalu hati-hati, dan parahnya lagi, saya melewati jalan ini dengan memakai penutup mata. Bayangkan, dengan mata terbuka saja saya masih dapat terjatuh, apalagi dengan.... yaa sudah dapat kamu tebak hasilnya. Sayapun kembali teluka, kini tidak hanya satu luka, karena luka yang baru tersebut tak mau bermukim sendiri, ia turut membangunkan bekas luka lama, dan kembali membuatnya hidup.

Yaa.. rasanya saya sudah hafal sekali dengan semua rasa dari luka-luka itu. Tapi itu semua tak penting, life must go on, ketika terjatuh bangkitlah, ambil obat merah, usap lukamu, minum segelas air putih dan kembali tapaki jalan yang harus kau laluli. Karena ketika saya memulai di garis start, tentunya telah tersedia garis finish, cepat atau lambat garis finish pasti saya dapati, walau dengan lutut yang berdarah-darah dan nafas yang tersenggal-senggal. karena saya yakin, semua usaha kita pasti akan diperhitungkan oleh-Nya, sekecil apapun itu.

Orang bilang, semua yg terjadi pada hidup kita itulah yang berbaik untuk kita. Dan saya berharap, semoga jalan tersebut bukanlah hal terbaik bagi saya, sehingga saya tidap perlu melewatinya kembali, dan kalaupun saya harus ‘tersesat’ disana, semoga saya bisa lebih sangaaattt hati-hati dan kalau bisa bawa senter dan obat merah sekalian deh.. hee