Wanita muda itu tersenyum padanya
Pria yang sedang murung itu menjadi senang
Senyum itu mengingatkannya pada
seorang teman lama
Dan ia pun menulis surat kepadanya
Sang teman merasa senang membaca surat itu
Dan setelah makan siang ia memberi tip
Sang pelayan terkejut dengan jumlah
pemberian itu
Ia pun berbagi dengan seorang pengemis
Pengemis merasa sangat senang
Setelah dua hari tak memjumpai sesuap nasi
Di jalan, dipungutnya seekor kucing yang
menggigil
Diselimuti dengan mantelnya dan diberi
makan
Kucing itu pun senang
Selamat dari ganasnya badai
Tengah malam…
Rumah tempat mereka berteduh terbakar
Sang kucing mengeong ketakutan
Seisi rumah bangun karena berisik
Dan selamatlah semua dari petaka
Salah satu dari mereka adalah seorang bocah
yang cerdas
Ia menjadi dewasa dan kelak menjadi
presiden
Semuanya berawal dari sebuah senyum
sederhana
Yang
tak berharga satu sen pun
*Tafakur, M. agung wibowo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar