Jumat, 24 Agustus 2012

JANJI



 
           Terkadang memang ada orang yang bisa mengingat berbagai macam hal dalam hidupnya, “gajah selalu ingat” itulah istilah yang di gunakan Mrs. Ariadne Oliver dalam novel Agatha Christie. Istilah itu digunakan karena ada cerita tentang ingatan seekor gajah, yang mampu merekam kejadian-kejadian di masa lampaunya, walau sudah belalu sekian tahun lamanya. Secara kebetulan, mungkin saya sedikit memiliki “penyakit” aneh tersebut. Tak heran jika semasa kecil dulu, orang-orang atau lebih tepatnya keluarga saya sering mendapati saya merengek-rengek sepanjang hari. Bukan karena saya banyak permintaan, karena seingat saya, ketika kecil dulu saya memang tidak banyak permintaan (saya temasuk anak yang pendiam dan kalem waktu kecil dulu :D).

          Tapi saya akan merengek-rengek sepanjang hari, jika saya dapati ayah berbicara atau menjanjikan sesuatu kepada saya dan belum ditepati. Apapun tak akan saya lakukan sebelum hal itu terwujudkan, dan parahnya lagi kalau sudah seperti itu tak ada kata yang terucap dari mulut saya kecuali “ayoo yah, yah ayoo.. ayoo yaah..” sepanjang hari hanya itu. Wal akhir karena sikap saya yang seperti itu, saya kerap kali jadi bulan-bulanan keisengan ayah saya. Dengan sengaja, “Avit, nanti sore kita beli sepatu baru yuk..”, atau “malam mau jalan-jalan ga vit ?” ajak ayah saya sambil mengerlingkan matanya. Ayah memang sengaja mencandai saya, tapi saya tak bisa menerimanya begitu saja. Saya akan benar-benar menagihnya sampai terlaksana. Dan korban satu-satunya dari kericuhan antara saya dan ayah adalah Ibu.

           Begitu pun sampai saat ini, “penyakit” itu masih terus melekat pada diri saya. Walau hanya ucapan sepele atau kata-kata yang menurut orang lain tak penting, tapi saya tetap mengingatnya. Seperti halnya kata-kata yang terucap dalam obrolan ringan dan entah sengaja atau tanpa “ eh lusa kita ke wonderland yu” saat itu, memory otak saya langsung menyimpannya, “LUSA SAYA KE WONDERLAND” begitu apiknya catatan itu tersimpan. Sampai tiba waktunya, tak saya dapati orangnya mengingat hal itu, bahkan tidak sama sekali. Dan hanya kecewa yang saya dapati.

           Ga ada yang salah dalam hal ini, tapi rasanya efek dari semua itu kini telah tejangkit pada diri saya, kini saya dapati diri saya tak ingin lagi dijanjikan atau menjanjikan kepada siapapun  “ga usah di omongin, langsung realnya aja”.  Mungkin memang niatnya hanya bercanda, hanya saja saya yang tidak bisa diajak “bercanda”. Jadi saya pun senantiasa belajar mewajarkan sebuah ke alfaan dan lagi manusia memang sangat berpotensi untuk lupa, dan saya pun bagian dari manusia itu. Jadi, ya untuk mengimbanginya, potensi untuk memiliki sikap nerimo pun harus dimiliki.

           Ya dibalik semua itu, kita bisa sedikit mengerti, kalau memang ada orang-orang yang terlahir dengan "penyakit" seperti itu. Dan satu lagi, kepercayaan itu seperti penghapus, jika terlalu sering di pakai untuk menghapus kesalahan maka ia  akan semakin mengecil.

           Soo, ingat-ingat yuuk, pernah ga sih kita menjanjikan sesuatu kepada orang lain yang mungkin saat ini kita telah melupakannya, tapi jauh disana orang itu masih ingat dan menanti akan janji yang pernah kita ucapkan. Yaa kan ga lucu juga, kalau ternyata tagihannya dikasih di akhirat. Hehe

2 komentar:

  1. Indah.. :)

    semoga ingat ingat yang baik aja, dech, hehe :D

    makna nya meluas sekali,
    boleh publikasi ke fb ana ukhti , affwan

    BalasHapus